Yogyakarta – Siapa sangka, tim promosi PSIM Yogyakarta menjelma menjadi kekuatan yang patut diperhitungkan di Super League 2025-2026. Sempat diragukan setelah hanya meraih dua kemenangan dari enam laga pramusim, Laskar Mataram kini menjadi satu-satunya tim promosi yang mampu menembus papan atas klasemen.
Baca Juga : Rapor Pemain Chelsea Saat Tumbang di Old Trafford: Kartu Merah Robert Sanchez Jadi Bencana
Performa buruk di masa pramusim, dengan kekalahan telak dari Bali United (0-6) dan Barito Putera (0-1), seakan menjadi kamuflase. Begitu liga dimulai, PSIM menunjukkan jati diri yang berbeda.
Spesialis Laga Tandang dan Pertandingan Malam
Hingga pekan keenam, PSIM telah mengoleksi 11 poin dari tiga kemenangan, dua hasil imbang, dan satu kekalahan. Yang menarik, semua kemenangan tersebut diraih saat bermain di kandang lawan dan pada malam hari.
- Menang atas Persebaya Surabaya (0-1)
- Menang atas Malut United (0-2)
- Menang atas Bali United (1-3)
Kontras dengan performa tandang yang gemilang, PSIM justru kesulitan saat bermain di kandang sendiri, Stadion Sultan Agung, Bantul. Dari tiga laga kandang terakhir, mereka hanya mampu bermain imbang melawan Arema (1-1) dan Persib (1-1), serta kalah dari Borneo FC (1-3). Namun, hasil imbang melawan tim-tim kuat seperti Arema dan Persib tetap menjadi pencapaian yang membanggakan bagi tim promosi.
Satu-satunya Tim Promosi di Papan Atas
PSIM adalah satu dari tiga tim yang promosi dari Liga 2 musim ini, bersama dengan Bhayangkara Presisi dan Persijap Jepara. Dari ketiganya, PSIM menjadi yang paling menonjol. Mereka konsisten berada di empat besar klasemen, menunjukkan bahwa mereka bukan sekadar tim pelengkap di kasta tertinggi.
Dibawah asuhan pelatih Jean-Paul van Gastel, PSIM berpotensi besar untuk melanjutkan kejutan. Laga berikutnya melawan PSM Makassar menjadi ujian penting. Jika berhasil meraih kemenangan, bukan tidak mungkin mereka akan menggeser Borneo FC dari puncak klasemen dan memperkuat status mereka sebagai ‘pembunuh raksasa’ musim ini.