Leverkusen Kalah Dari Flamengo – Pelatih baru Bayer Leverkusen, Erik ten Hag, memulai petualangan pramusimnya dengan hasil yang kurang mengenakkan. Timnya harus menelan kekalahan telak 1-5 dari Flamengo U20 dalam pertandingan tur pramusim Amerika Selatan di Stadion Da Gavea, Rio de Janeiro, Sabtu (19/7/2025). Pasukan Ten Hag dibuat tak berdaya sejak awal laga, kebobolan empat gol cepat yang menunjukkan rapuhnya pertahanan mereka.
Gawang Leverkusen sudah bergetar di menit kedua melalui gol Lorran, disusul gol bunuh diri Arthur pada menit ke-10. Kiper Niklas Lomb masuk menggantikan Flekken pada menit ke-36 dan mencoba menghentikan serangan Flamengo U20 yang terus mengancam. Namun, ia tetap gagal membendung gempuran ketika Matheus Goncalves dan Pedro Leao menambah dua gol tambahan untuk tim Brasil tersebut.
Leverkusen Kalah Dari Flamengo Upaya Perbaikan di Tengah Kekalahan Telak
Tertinggal 0-5, Ten Hag melakukan perubahan masif dengan memasukkan 10 pemain baru pada menit ke-60, termasuk pilar-pilar penting seperti Granit Xhaka, Patrik Schick, dan Alejandro Grimaldo. Perubahan ini membuahkan hasil, di mana Leverkusen berhasil memperkecil ketertinggalan lewat gol Montrell Culbreath pada menit ke-71.
Meski demikian, skor akhir 1-5 tetap menjadi pukulan berat, apalagi lawan yang dihadapi hanyalah tim junior. Namun, Ten Hag, dengan kepalanya yang plontos, menunjukkan ketenangan dalam konferensi pers usai laga. “Hasilnya terlihat buruk tetapi saya tidak peduli tentang hasil di pramusim,” ujarnya.
Ia menambahkan, “Kami tak seharusnya kalah, bahkan lewat margin besar. Namun, hal terutama adalah saya tak kehilangan pemain karena cedera.” Prioritasnya saat ini adalah menjaga kebugaran pemain dan menghindari cedera serius.
Tantangan Membentuk Skuad Baru Pascakelhilangan Pilar
Ten Hag datang ke Leverkusen dengan ekspektasi tinggi, mengemban tugas berat untuk melanjutkan kesuksesan yang diukir Xabi Alonso sebelumnya. Namun, tantangan terbesarnya adalah kenyataan bahwa klub telah kehilangan beberapa pilar penting yang menjadi kunci keberhasilan musim lalu, termasuk Florian Wirtz, Jeremie Frimpong, dan Jonathan Tah.
Oleh sebab itu, pelatih kelahiran Haaksbergen, 2 Februari 1970, ini harus bekerja ekstra keras untuk membentuk tim baru yang kohesif dan kompetitif. Meski demikian, Ten Hag menegaskan bahwa ia memahami arah klub dan bertekad membawa energi baru ke dalam tim.
“Bayer telah sangat sukses dalam beberapa tahun terakhir, dan sekarang ada perubahan besar, sehingga organisasi yang kuat dengan manajemen yang baik menjadi semakin penting untuk meraih kesuksesan yang berkelanjutan,” jelasnya. “Saya ingin membawa energi baru dan mendapatkan yang terbaik dari semuanya.”
Fokus pada Kerja Keras dan Pola Pikir Adaptif
Ten Hag menekankan pentingnya kerja keras setiap hari agar timnya dapat berkembang selama tur pramusim ini. Ia ingin melihat adaptasi dan peningkatan performa dari para pemainnya.
“Kami perlu bekerja keras setiap hari dan ingin kembali ke Leverkusen dari kamp pelatihan ini sebagai tim yang lebih baik,” tegas Erik ten Hag. Hasil ini mungkin menjadi cambuk bagi Leverkusen, namun bagi Ten Hag, ini adalah bagian dari proses pembentukan tim dan penanaman pola pikir yang ia inginkan. Masih banyak waktu bagi Leverkusen untuk berbenah sebelum musim kompetisi resmi bergulir.