Jakarta – Manchester United baru-baru ini meresmikan kompleks latihan di Carrington yang telah mengalami renovasi besar-besaran dengan biaya fantastis, mencapai £50 juta (sekitar Rp1 triliun). Proyek ini bertujuan memodernisasi infrastruktur klub secara menyeluruh. Namun, di balik megahnya fasilitas berteknologi tinggi itu, tersimpan satu detail logistik yang mengejutkan dan memicu keheranan: gedung baru tersebut tidak menyertakan ruang cuci (laundry room) internal.
Baca Juga : Sinergi Unik: Mengupas Fenomena Turnamen Slot Online Bertema Olahraga di Pasar Indonesia
Meskipun digelontorkan investasi kolosal, United kini sepenuhnya bergantung pada pihak ketiga atau jasa eksternal untuk mencuci seluruh perlengkapan latihan dan pertandingan tim utama. Hal ini berarti setiap jersey, celana pendek, hingga kaus kaki harus dikirim ke luar lokasi untuk dibersihkan, sebuah praktik yang menjauh dari tradisi klub di masa lalu.
Hilangnya Jantung Kehidupan Klub
Bagi penggemar lama dan staf klub, hilangnya ruang cuci internal terasa seperti kehilangan bagian penting dari identitas United.
Dalam sejarah klub, khususnya di markas lama The Cliff, ruang cuci bukan sekadar tempat mencuci pakaian. Ia adalah pusat kehidupan harian, tempat para staf, pemain, dan legenda berinteraksi. Mantan petugas perlengkapan Albert Morgan pernah mengisahkan momen ikonik pada tahun 1999, di mana tiga trofi bersejarah (Treble Winners: Premier League, FA Cup, dan Liga Champions) dibawa ke ruang cuci setelah parade kemenangan—sebuah simbol betapa sentralnya ruangan tersebut dalam denyut nadi klub.
Keputusan untuk tidak mengembalikan fasilitas laundry internal dalam proyek renovasi £50 juta yang begitu ambisius menimbulkan pertanyaan besar di kalangan penggemar dan staf: Mengapa fasilitas yang dianggap esensial dan memiliki nilai historis justru dihilangkan?
Alasan Logistik: Efisiensi vs. Tradisi
Keputusan menggunakan layanan eksternal sebenarnya telah dimulai sejak beberapa waktu lalu. Sejak tahun 2021, Manchester United bermitra dengan perusahaan global Ecolab untuk menangani seluruh kebutuhan laundry tim utama.
Klub beralasan bahwa sistem layanan eksternal ini menawarkan efisiensi, kebersihan, dan perlindungan material yang lebih baik.
Teknologi dan Kualitas: Sistem digital Ecolab diklaim mampu memantau setiap siklus pencucian dan penggunaan air secara efisien. Teknologi ramah lingkungan ini disebut mampu melindungi warna dan kualitas kain, yang menjadi perhatian utama para pemain.
Fokus Operasional: Dengan mengalihkan tugas laundry, klub dapat lebih fokus pada operasi inti di Carrington, yaitu latihan dan pengembangan pemain.
Namun, meskipun alasan efisiensi ini logis dari sudut pandang korporat, banyak staf dilaporkan terkejut karena ruang dan anggaran untuk laundry room sebenarnya tersedia dalam perencanaan.
Proyek Belum Sempurna
Ironi ini semakin diperparah dengan fakta bahwa proyek renovasi senilai £50 juta tersebut belum sepenuhnya selesai. Saat ini, Akademi Manchester United (termasuk tim U-21 dan U-18) dilaporkan masih harus menggunakan bangunan sementara di area parkir pemain hingga beberapa bulan ke depan.
Kontrasnya sangat terasa: dana besar dikeluarkan untuk memamerkan fasilitas canggih, sementara proyek pendukung (Akademi) masih sementara, dan kebutuhan operasional dasar (laundry) justru dilimpahkan ke pihak luar.
Meskipun sistem laundry eksternal sejauh ini tidak menimbulkan masalah signifikan bagi performa tim, bagi sebagian pendukung dan pemerhati tradisi klub, keputusan logistik yang “aneh” ini terasa seperti pengorbanan identitas dan akar klub demi efisiensi modern.