Skandal Terbongkar: Tiga Transfer Besar Barcelona Diduga Jadi Ajang Korupsi Berjamaah Era Bartomeu
Liga Spanyol

Skandal Terbongkar: Tiga Transfer Besar Barcelona Diduga Jadi Ajang Korupsi Berjamaah Era Bartomeu

Badai hukum kembali menerpa mantan rezim di Camp Nou. Mantan Presiden Barcelona, Josep Maria Bartomeu, secara resmi dituduh melakukan penipuan dan penyalahgunaan dana publik terkait pembayaran komisi transfer pemain selama masa jabatannya. Skandal ini membuka kembali borok lama manajemen klub yang ditengarai telah merugikan keuangan Blaugrana hingga mencapai angka fantastis 30 juta Euro.

Baca Juga : Rapor Pemain Arsenal Usai Comeback Dramatis Lawan Newcastle: Rice Gila, Gabriel Sang Penentu!

Babak Baru Perseteruan Politik Internal Klub
Kasus ini bukanlah isu biasa, melainkan babak baru dari perseteruan politik yang panas di internal Barcelona. Laporan hukum resmi diajukan langsung oleh Presiden Barcelona saat ini, Joan Laporta, yang merupakan rival politik sengit Bartomeu. Laporan ini didasarkan pada temuan audit internal dan investigasi dewan direksi Laporta.

Seorang hakim investigasi telah mengambil alih kasus ini dan memanggil Bartomeu untuk memberikan kesaksiannya atas tuduhan tersebut. Bartomeu dijadwalkan hadir di pengadilan pada 24 Oktober mendatang.

Tidak hanya Bartomeu, mantan CEO Barcelona di eranya, Oscar Grau, juga turut terseret. Grau dituduh melakukan penipuan serupa dan dijadwalkan akan memberikan kesaksian pada tanggal yang sama, mengindikasikan bahwa dugaan penyimpangan ini melibatkan petinggi klub secara terstruktur.

Tiga Transfer Jumbo di Bawah Sorotan Kejaksaan
Laporan dewan direksi Barcelona saat ini secara spesifik menyoroti praktik pembayaran komisi yang sangat besar dan dinilai tidak wajar dalam beberapa kesepakatan transfer. Tiga transfer kakap yang menjadi fokus utama penyelidikan adalah:

  1. Transfer Malcom (dari Bordeaux)
    Kasus Malcom diduga menjadi contoh paling ekstrem dari penyalahgunaan komisi. Barcelona dilaporkan membayar komisi sebesar 10 juta Euro untuk transfer pemain yang nilai kesepakatannya “hanya” sekitar 40 juta Euro. Persentase komisi yang mencapai 25% dari nilai transfer pemain sekelas Malcom dinilai sangat tidak masuk akal dalam praktik transfer sepak bola normal.
  2. Transfer Antoine Griezmann (dari Atletico Madrid)
    Transfer Griezmann, yang melibatkan klausul pelepasan yang rumit, juga masuk dalam daftar penyelidikan. Penyelidikan berfokus pada siapa saja yang menerima bayaran komisi dan apakah jumlah yang dibayarkan ke agen atau pihak ketiga melampaui batas kewajaran.
  3. Transfer Neymar Junior (dari Santos)
    Meskipun transfer Neymar ini terjadi sebelum Bartomeu menjabat sebagai Presiden (ia menjabat sebagai Wakil Presiden di era Sandro Rosell), pembayaran komisi dan berbagai biaya terkait transfer ini masih menjadi sumber kejanggalan yang terus diusut. Menariknya, Griezmann dan Neymar disinyalir melibatkan seorang pengacara yang sama yang diduga menerima bayaran jutaan Euro dari kedua kesepakatan tersebut.

Ancaman Bagi Keuangan dan Citra Klub
Jika tuduhan korupsi berjamaah ini terbukti, dampaknya tidak hanya menimpa individu seperti Bartomeu dan Grau, tetapi juga memperburuk kondisi keuangan Barcelona yang sudah limbung. Kerugian sebesar 30 juta Euro diyakini hanya puncak gunung es dari total penyimpangan yang terjadi.

Kasus ini memperkuat narasi bahwa pengelolaan keuangan klub di era sebelumnya penuh dengan penyimpangan, menambah deretan skandal (seperti kasus Barçagate) yang mencoreng citra klub legendaris ini. Keputusan pengadilan pada Oktober mendatang akan menentukan nasib hukum para mantan petinggi Barcelona dan seberapa jauh kerugian finansial klub dapat dipulihkan.